
Berpikir Besar, Melangkah Kecil
Pada hari senin yang lalu, tepatnya tanggal 27 Januari 2025 saya baru saja menghadiri sebuah acara pembukaan Musyawarah Kerja sebuah organisasi mahasiswa. Kebetulan saya juga diminta untuk menjadi pembicara dalam stadium general yang menjadi bagian dari kerangka acara pembukaan tersebut.
Di awal pembicaraan, saya membawa para audiens untuk menyadari sebuah fakta, bahwa dalam menentukan rencana-rencana kerja, sasaran-sasaran strategis atau bahkan keinginan-keinginan masa depan, selalu terdapat setidaknya dua jenis manusia. Pertama, orang yang yakin sekali dengan idealisme dan pikiran besarnya. Kedua, orang yang cendrung menarik diri kepada suatu hal yang disebut “realistis”.
Kaum idealis ini selalu berpikir bahwa keadaan hari ini sangat jauh dari keadaan yang seharusnya, olrh karena itu mereka mendorong mentalitas berpikir mereka kepada titik terjauh yang “mungkin” dicapai. Sekali lagi, asusmsi mereka adalah keadaan sekarang sangat jauh dari yang seharusnya. Sementara kaum realistis, mereka selalu memulai alur berpikirnya dengan sebuah postulat bahwa sebuah progres selalu menghadapi tantangan, dan tantangan selalu menuntut proses dan sumberdaya yang dipunyai saat ini. Semakin besar keinginan, maka semakin besar tantangan, semakin besar tantangan, maka semakin banyak proses dan sumber daya yang diperlukan, sedangkan kita menyaksiskan selalu terdapat jarak antara sumberdaya terkini dengan tantangan yang dihadapi.
Tinggalkan Balasan